1. Defenisi.
Muntah :  
Didefinisikan sebagai keluarnya isi lambung dengan kekuatan bagaikan menyemprot melalui mulut.  Hal  ini  dapat  terjadi  sebagai  reflek  protektif  untuk mengeluarkan bahan  toksik  dari  dalam  tubuh  atau  untuk mengurangi  tekanan  dalam  organ  intestinal yang  dibawahnya  didapatkan  obstruksi,  kejadian  ini  biasanya  didahului  nausea  dan retching.
Nausea :
Suatu  perasaan  yang  tidak  nyaman  didaerah  epigastrik,  cukup  sukar  untuk membuat  definisi  yang  sempurna.  Kejadian  ini  biasanya  disertai  dengan  menurunnya tonus otot  lambung, kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran darah ke mukosa  intestinal, hipersalivasi,  keringat  dingin,  detak  jantung  meningkat  dan  perubahan  pada  rithme pernafasan.  Refluk  duodenogastrik  dapat  terjadi  selama  periode  nausea  yang  disertai peristaltik  retrograde  dari  duodenum  kearah  anthrum  lambung  atau  secara  bersamaan terjadi kontraksi anthrum dan duodenum.
Retching :   
Adalah  upaya  yang  kuat  dan  involunter  untuk  mutah,  tampak  sebagai  upaya persiapan  untuk mutah. Upaya  ini  terdiri  dari  kontraksi  spamodik  otot  diafragma  baik (costal dan crural) dan dinding perut serta dalam waktu yang sama terjadi relaksasi LES (lower  eosopheal  sphingter).  LES  juga  tertarik  keatas  oleh  kontraksi  otot  bergaris longitudinal  dari  bagian  natas  esofagus.  Selama  retching  isi  lambung  didorong masuk esofagus  oleh  tekanan  intraabdominal  dan  adanya  peningkatan  tekanan  negatif  dari intratorakal,  bahan  mutahan  yang  ada  diesofagus  akan  kembali  lagi  kelambung  oleh karena  adanya  peristaltik  eosofagus.  Mutah  berbeda  dengan  retching  bahan  mutahan dikeluarkan  dari mulut.  Pertama  ekspulsi  bahan mutahan  kedalam  esofagus  dilakukan oleh  retching,  yang  kemudian  diikuti  oleh  relaksasi  diafragma  crura  dan  kembalinya tekanan intratorakal dari negatif menjadi positif. UES (upper eosophageal sphingter) juga relaksasi sebagai respons terhadap meningkatnya tekanan intraluminal eosofagus.
Spitting / regurgitasi  : 
Yang membedakan dengan vomiting adalah keluarnya isi lambung kedalam mulut tanpa  adanya  tekanan  dan  tidak  terjadi  nausea  dan  retching  dan  tidak  ada  kontraksi diafragma  maupun  dinding  perut.  Regurgitasi  adalah  bentuk  dari  gastroeosophageal reflux.  Apakah  fisiologi  regurgitasi  berbeda  dengan  vomiting  masih  belum  diketahui secara pasti, tetapi motorik mempunyai kesamaan dengan vomiting. Bila regurgitasi isi lambung  menyebabkan  aspirasi,  batuk  gagging,  jejas  peptik  maka  reflek  mutah  akan terjadi dengan kekuatan  untuk mengeluarkan  isi  lambung  (forceful  expulsion) mungkin dimediasi melalui aferen dari faring dan esofagus. Diduga  bahwa  relaksasi  spontan  dari  LES  adalah  mekanisme  utama  terjadinya  GER dengan atau  tanpa  regurgitasi. Apakah  reflek aktivitas motor yang  lain yang melibatkan otot abdomen dan lambung yang diperlukan untuk regurgitasi selama refluk tak diketahui dengan  jelas. Tak diketahui pula mengapa  regurgitasi hanya pada bayi  tidak pada anak besar dan dewasa.    
2. Mekanisme Muntah/ Neuronatomi Vomiting.
Mutah  sebenarnya  merupakan  perilaku  yang  komplek,  dimana  pada  manusia mutah  terdiri  dari  3  aktivitas  yang  terkait,  nausea  (mual),  retching,  pengeluaran  isi lambung. Ada  2  regio  anatomi  di medulla  yang mengontrol mutah,  1)  chemoreceptor trigger  zone  (CTZ)  dan  central  vomiting  centre  (CVC).  CTZ  yang  terletak  di  area postrema  pada  dasar  ujung  caudal  ventrikel  IV  diluar  blood  brain  barrier  (sawar  otak). Reseptor didaerah ini diaktivasi oleh bahan-bahan proemetik didalam sirkulasi darah atau di  cairan  cerebrospinal  (CSF).  Eferen  dari  CTZ  dikirim  ke  CVC  selanjutnya  terjadi serangkaian  kejadian  yang  dimulai  melalui  vagal  eferen  splanchnic.  CVC  terletak dinukleus  tractus  solitarius  dan  disekitar  formatio  retikularis  medulla  tepat  dibawah CTZ. CTZ mengandung  reseptor  reseptor untuk bermacam-macam  senya neuroaktif yang  dapat  menyebabkan  mutah.  Reseptor  untuk,  dopamine  (  titik  tangkap  kerja  dari apomorphine  ), acethylcholine, vasopressine, enkephalin, angiotensin,  insulin  serotonin, endhorphin,  substance  P,  dan  mediator-mediator  yang  lain.  Mediator  adenosine cyclic monophosphate (cyclic AMP) mungkin terlibat dalam respon eksitasi untuk semua peptide  stimulator oleh karena  theophylline dapat menghambat  aktivitas proemetik dari bahan neuropeptic tersebut2,3,4.  
Emesis  sebagai  respons  terhadap  gastrointestinal  iritan misalnya  copper,  radiasi abdomen, dilatasi gastrointestinal adalah sebagai akibat dari signal aferen vagal ke central pattern generator yang dipicu oleh pelepasan lokal mediator inflamasi, dari mukosa yang rusak, dengan pelepasan sekunder neurotransmitters eksitasi yang paling penting adalah serotonin dari sel entrochromaffin mukosa. Pada mabuk (motion sickness), signal aferen ke  central  pattern  generator  berasal  dari  organ  vestibular,  visual  cortex,  dan  cortical centre  yang  lebih  tinggi  sebagai  sensory  input yang  terintegrasi  lebih penting dari pada aferen dari gastrointestinal.      Rangsangan mutah berasal dari, gastrointestinal, vestibulo ocular, aferen cortical yang lebih tinggi, yang menuju CVC dan kemudian dimulai nausea, retching, ekpulsi isi lambung. Gejala gastrointestinal meliputi peristaltik, salivasi, takhipnea, tachikardia.  
Respons  stereotipik  vomiting  dimediasi  oleh  eferen  neural  pada  vagus,  phrenic, 
dan  syaraf  spinal.  Input  untuk  syaraf  ini  berasal  dari  brain  stem  “  vomiting  centre”. Centre ini tampaknya bukan merupakan struktur anatomi tunggal, tetapi merupakan jalur akhir bersama dari  reflex yang diprogram secara sentral melalui  interneuron medular di nukleus  soliter  dan  berbagai-macam  tempat  disekitar  formatio  retikularis.  Interneuron tersebut menerima input dari cortical, vagal, vestibular, dan input lain terutama dari area postrema.  Area  postrema  adalah  chemorceptor  trigger  zone  yang  terletak  didasar ventrikel IV diluar sawar otak dan diidentifikasi sebagai sumber yang crucial untuk input yang menyebabkan vomiting, terutama respons terhadap obat atau toksin.
3. Deferensial Diagnosis Muntah.
Pada  dasarnya  penyebab  muntah  sangat  banyak.  Klasifikasi  muntah  biasanya didasarkan pada 1) lokus anatomi, 2) umur penderita, 3) adanya gejala dan tanda asosiasi yang lain.   
Lokus anatomik untuk stimulus. 
Stimulus  untuk  pusat  mutah  datang  dari  kortek,  nucleus  vestibularis,  atau cerebellum,  chemoeceptor  triger  zone  di  brain  stem,  semua  organ  perifer  dapat menyebabkan  respons  stereotipik mutah. Perlu dimengerti bahwa gejala gastrointestinal dapat disebabkan oleh penyakit non gastrointestinal 3.
Faktor umur.
Dokter  dalam mengobati mutah  dapat mempertimbangkan  faktor  umur  sebagai diagnosa banding. Kelainan kongenital  yang berat  atau penyakit metabolik  terjadi pada periode neonatus. Kelainan pertumbuhan  atau kelainan bawaan  yang  tidak  terlalu berat menjadi manifest pada periode akhir bayi. Intoleransi makanan yang tampak pada periode bayi  timbul  setelah bayi diperkenalkan dengan makanan  (offending  food), hal  ini dapat terjadi  oleh  karena  imaturitas  mukosa  usus  (temporarily  damage)  dimana  usus  lebih permiable  terhadap  antigen  yang  intak  dibandingkan  pada  anak  yang  lebih  besar. Pada bayi dapat juga muncul nonpathogenic regurgitant reflux. Selama periode anak dan akhil baliq, bermacam-macam kelainan termasuk malformasi bawaan menjadi manifest.  
Faktor gejala dan tanda asosiasi.
Gejala dan  tanda asosoiasi yang menyertai mutah dapat membantu mengarahkan penyebab mutah (Tabel 1).  
Sindroma mutah  
Beberapa sindroma mutah yang spesifik seringkali sukar dibuat diagnosanya atau terapinya.   
Mutah siklik (Cyclic vomiting) 
Dimana  mutah-mutah  yang  hebat  terjadi  diantara  kondisi  yang  sehat,  penyebabnya  tidak  diketahui,  diagnosa  dengan  cara  eklusi,  pengobatan  biasanya 
simptomatik, dan prognosa  tidak  jelas. Mungkin merupakan diagnosa keranjang sampah (wastebasket),  mungkin  termasuk  anak  dengan  migrain,  epileptogenic,  dan  mutah psikogenik. Hal  yang  perlu  dicermati  adalah  adanya  kelainan  organik  yang  didiagnosa sebagai  mutah  siklik,  misalnya  intususepsi  intermiten,  volvulus,  duplikasi  intestinal, divertukulum, malrotasi,  tekanan  intrakranial  yang meningkat,  penyakit metabolik  dan toksik.  
Mutah psikogenik 
Penyebab  kelainan  organik  tak  ditemukan,  sindroma  ini menekankan  pengaruh yang kuat dari kortek, faktor psikologi yang merangsang mual (nausea) dan mutah.   Ciri-ciri  mutah  psikogenik  adalah  berjalan  kronis,  terkait  dengan  stres  atau makan,  tidak ada nausea dan anoreksia, mutah dapat dipicu oleh dirinya  sendiri dengan memaksakan mutah  atau memasukan  tangannya kedalam mulut. Mutah  sembuh  setelah dirawat di rumah sakit.   
Ruminasi
Kejadian  yang  secara  sadar  dan  menyenangkan  memutahkan  makanan  dari lambung,  dikunyah-kunyah  dan  ditelan  kembali.  Anak  besar  atau  dewasa meregurgitasikan  makanan  dengan  cara  kontraksi  otot  abdomen,  sedang  pada  bayi melogok  kedalam mulutnya  dengan  jari  dalam  upaya  untuk menimbulkan  regurgitasi. 
Faktor  psikologis  memainkan  peranan  penting  pada  kejadian  tersebut,  tetapi perilaku  tersebut  berhenti  dengan  mengobati  esofagitisnya.  Hal  tersebut  diduga  untuk menimbulkan  gag  reflek  adalah  sebagai  respons  terhadap  nyeri  tenggorokannya. Dikatakan  bahwa  ruminasi  sebagai  manifestasi  dari  GER,  sehingga  diagnosis  dan pengobatannya perlu mempertimbangkan faktor psikologis dan esofagitisnya. Terdapat 2 bentuk  ruminasi psikogenik dan  self  stimulating. Psikogenik biasanya  terjadi pada anak normal  dengan  ganguan  hubungan  orang  tua  anak,  sedangkan  self  stimulating  sering terjadi pada anak dengan keterlambatan mental. 
Abdominal migraine 
Suatu  sindrom  dengan  gejala  abdominal  periodik.  Nyeri  epigastrik  atau periumbilical  disertai  nause, mutah,  diare,  panas  dan menggigil,  vertigo,  iritabel  serta poliuria. Bilamana gejala abdominal disertai sakit kepala yang terjadi pada 30-40% patien dengan  migraine  kepala  diagnosis  akan  mudah  dibuat,  tetapi  bila  kejadian  tersebut tersendiri  isolated abdominal migraine yang biasanya pada 3% penderita, diagnosis  jadi lebih  sukar  belakangan  memang  dapat  timbul  migraine.  Isolated  abdominal  pain serangan  biasanya  mendadak  berakhir  dalam  jam  sampai  hari,  dan  ciri-cirinya  selalu sama  pada  setiap  serangan  tampak  normal  diluar  serangan.  Biasanya  terdapat  famili dengan riwayat migraine.   
Diagnosis penyakit yang mendasari mutah 
Mengingat  bahwa  mutah  adalah  gejala  dari  berbagai  macam  penyakit,  maka evaluasi diagnosis mutah  tergantung pada deferensial diagnosis yang dibuat berdasarkan faktor lokasi stimulus, umur dan gejala gastrointestinal yang lain.   Kelainan  anatomik  kongenital,  genetik,  dan  penyakit  metabolik  lebih  sering terlihat  pada  periode  neonatal,  sedangkan  peptik,  infeksi,  dan  psikogenik  sebagai penyebab mutah  lebih  sering  terjadi  dengan meningkatnya  umur.  Intoleransi makanan, perilaku  menolak  makanan  dengan  atau  tanpa  mutah  sering  merupakan  gejala  dari penyakit jantung, ginjal, paru, metabolik, genetik, kelainan neuromotor.  
Seorang dokter harus sadar adanya deferensial diagnosis mutah yang banyak dan tidak semua mutah adalah GER. Penyakit yang serius pada bayi akan luput dari diagnosis bila pendekatan hanya pada GER.    
Evaluasi  laboratorium  pada  bayi  dan  anak  dengan  mutah  berulang  atau berkepanjangan meliputi,  darah  lengkap,  serum  elektrolit, BUN,  serum  creatinin,  urine lengkap, urine kultur, feses lengkap, darah samar, parasite. Adanya indikasi khusus yang dapat  ditangkap  dari  anamnesa  dan  pemeriksaan  fisik misalnya,  upper GI  series, USG, CT  scan dan MRI kepala, LFT,  serum amylase,  test kehamilan,  serum amonia, organic acid  urine,  cathecolamine  urine,  EEG.  Endoskopi  dan  manometri  esofagus,  lambung, duodenum kadang perlu dilakukan untuk melihat kelainan motorik intestinal. 
Tabel 1: Diagnosa banding mutah berdasar stimulus pada lokus anatomi. 
Stimulasi reseptor Supramedular 
- Mutah psikogenik 
- Tekanan intrakranial meningkat (efusi subdural, hematoma, edema serebri, tumor, hidrosefalus, meningoencephalitis, Reye syndrome 
- Vaskuler (migrain, hipertensi) 
- Kejang
- Penyakit vestibuler,” motion sickness 
Stimulasi Chemoreceptor trigger zone 
- Obat : opiate, digoxin, antikonvulsan
- Toksin 
- Produk metabolik : acidemia, ketonemia 
- Aminoacidemia 
- Organic acidemia 
- Hyperamonemia 
- Uremia 
- Lain-lain : hereditary fructose intolerance, galactocemia, dll
Tabel 2: Diagnosis banding mutah menurut umur. 
Periode Neonatus 
- Obstruksi congenital GI tract, malformasi 
- Atresia atau web esofagus dan usus 
- Meconium ileus atau plug, hirschsprung 
- Inborn error of metabolism 
Periode Bayi 
- Lesi obstruktif ringan atau didapat : HPS, malrotasi, volvulus, intussusepsi 
- Penyakit metabolik : inborn error of metabolisme ringan 
- Intoleransi 
- Gangguan fungsi : GER 
- Kelainan psikososial : ruminasi, trauma pada child abuse 
Periode anak : lihat tabel 1 
Periode akhil baliq : 
- Penyebab seperti pada periode anak ditambah kehamilan, penyalah gunaan obat, kelainan makan  
Tabel 3: Diagnosa banding mutah berdasar tanda dan gejala. 
Isi bahan mutahan 
- Tak tercerna : achalasia 
- Darah atau warna kopi (coffe grounds) : gastritis /erosi, ulkus, esofagitis, varices,
- Mallory Weiss sindrome  
- Bile : obstruksi post ampula 
- Berbau busuk feculent : stasis dengan bakteri tumbuh lampau, fistula gastrocolic, 
jejas iskhemia pada GI tract 
Mutah dengan tekanan 
- Projectile : HPS, obstruksi gaster yang lain, GER, penyakit metabolik 
- Foerceless regurgitation : GER 
Keterkaitan mutah dengan waktu atau waktu makan 
- Pagi hari : tekanan intrakranial meningkat, gag oleh karena sinusitis 
- Waktu makan : ulkus, psikogenik 
Keterkaitan mutah dengan makanan 
- Susu sapi, soya, gluten : intoleransi protein 
- Lain-lain : enteropati alergi, eosinofilik gastroenteropathy 
- Penyakit metabolik : heriditary fructose intolerance 
Mutah periodik 
- Paroksismal, siklik : carcinoid, pheochromositoma, epilepsi
Gejala dan tanda gastrointestinal yang lain 
- Nausea,  tanpa  adanya  gejala  nausea,  kemungkinan  tekanan  intrakranial  yang meningkat, obstruksi GI tract 
- Nyeri esofagus : esofagitis dapat sekunder oleh karena mutah 
- Dysphagia : penyakit esofagus 
- Diare : infeksi usus, toksin  
- Konstipasi atau distensi : obstruksi, hiperkalsemia 
- Delayed vomiting : gastric outlet obstruction, stasis 
- Terlihat peristaltik : HPS, obstruksi lumen usus 
- Suara usus : obstruksi, ileus paralitik 
- Nyeri perut : penyakit organ lokal 
- Tumor abdomen : obstruksi lumen atau vaskuler 
- Keradangan atau lesi neoplastik 
- Malformasi kongenital 
- Scar abdominal : perlekatan pasca operasi 
- Ikterus : hepatitis, malformasi hepatobilier 
- ISK pada bayi 
Gejala dan tanda neurologi, metabolik, toksik, penyakit CNS 
- Sakit kepala : vertigo, perubahan visus 
- Perubahan tonus otot 
- Tanda tekanan intrakranial 
Gejala dan tanda sistem organ yang lain 
- Cardiac : hipotensi, hipertensi 
- Urogenital : pyelonephritis, hidronefrosis,  
- Respiratory : pneumonia, OMP, aspirasi oleh karena mutah 
Derajat kesehatan 
- Baik : GER, stimulasi reflek gag, ruminasi 
- Sakit akut : disertai dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, Kegawatan bedah,Gastroenteritis, hepatitis, pancreatitis, sepsis, meningitis, Panas badan, nyeri perut.
- Sakit kronis : disertai malnutrisi, Penyakit metabolik 
- Obstruksi partial, intermiten 
Informasi epidemiologik 
- Epidemi : gastroenteritis, paparan toksik 
- Riwayat keluarga : migrain, ulcus
4. Komplikasi Muntah.
Komplikasi  metabolik  
Dehidrasi,  alkalosis,  kekacauan  elektrolit,  deplesi  kalium, natrium. Dehidrasi terjadi sebagai akibat dari hilangnya cairan  lewat mutah atau masukan yang kurang oleh karena selalu mutah.  
Alkalosis  sebagai  akibat  dari  hilangnya  asam  lambung,  hal  ini  diperberat  oleh masuknya ion hydrogen kedalam sel karena defisiensi kalium dan berkurangnya natrium ekstraseluler.  
Kalium dapat hilang bersama bahan mutahan dan keluarnya  lewat ginjal. Karena alkalosis  kalium  bersama-sama  bikarbonat  keluar  lewat  ginjal. Demikian  juga  natrium dapat hilang lewat mutah dan urine. Dalamkeadaan alkalosis yang berat PH urine dapat 7 atau  8  kadar  natrium  dan  kalium  urine  tinggi  walaupun  terjadi  deplesi  Natrium  dan Kalium.  
Komplikasi nutrisi 
Penurunan  berat  badan  dan  gangguan  pertumbuhan  sebagai  akibat  dari  mutah kronik, hal ini perlu diperhatikan pada saat melakukan terapi.  
Mallory Weiss syndrome 
Adalah  laserasi  linier  pada  mukosa  perbatasan  esofagus  dan  lambung.  Hal  ini biasanya  terjadi  mutah  hebat  berlangsung  lama.  Pada  pemeriksaan  endoskopi  akan ditemukan  kemerahan  pada mukosa  esofagus  bagian  bawah  daerah LES. Dalam waktusingkat  akan  sembuh.  Bila  anemia  terjadi  oleh  karena  perdarahan  yang  hebat  perlu dilakukan transfusi darah.   
Peptic esophagitis 
Akibat  refluk  yang  berkepanjangan  pada  mutah  kronik  menyebabkan  iritasi mujkosa  esofagus  oleh  asam  lambung,  antasida  atau  histamin  receptor  blocker  dapat menyembuhkan. 
5. Pengobatan.
Pengobatan  mutah  ditujukan  pada  penyebab  spesifik  mutah  yang  dapat diidentifikasi.  Penggunaan  antiemetik  pada  bayi  dan  anak  tanpa mengetahui  penyebab yang  jelas  tidak  dianjurkan.  Bahkan  kontraindikasi  pada  bayi  dan  anak  dengan gastroenteritis  sekunder  atau  kelainan  anatomis  gastrointestinal  tract  yang  merupakan kasus  bedah  misalnya,  hiperthrophic  pyoric  stenosis  (HPS),  appendiciyis,  batu  ginjal, obstruksi  usus,  tekanan  intrakranial  yang  meningkat.  Hanya  pada  keadaan  tertentu antiemetik  dapat  digunakan  dan  mungkin  efektif,  misalnya  pada  mabuk  (motion sickness),  nausea  dan  mutah  pasca  operasi,  khemoterapi  kanker,  cyclic  vomiting, gastroparesis, dan gangguan motilitas gastrointestinal. 
Obata-obatan  antiemetik  termasuk  prokinetik,  metoklopramide,  domperidome, cisapride, dan bethanechol. Metoklopramide  cukup  efektif,  cisapride  sebagai prokinetik memberikan hasil yang baik, sebenarnya komplikasi jarang terjadi.
ASKEP TEORITIS
 Diagnosa : Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
Tujuan  : Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteriahasil  : Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan seimbang.
Intervensi : 
- Observasi tanda-tanda vital. 
- Observasi tanda-tanda dehidrasi. 
- Ukur infut dan output cairan (balanc ccairan). 
- Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari. 
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan, pemeriksaan lab elektrolit. 
- Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
 Diagnosa : Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya rasa mual dan muntah
Tujuan  : Mempertahankan keseimbangan volume cairan.
Kriteria Hasil : Klien tidak mual dan muntah. 
Intervensi  :
- Monitortanda-tandavital.
Rasional : Merupakan indicator secara dini tentang hypovolemia. 
- Monitor intake dan out put dan konsentrasi urine.
Rasional : Menurunnya out put dan konsentrasi urine akan meningkatkan kepekaan/endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan cairan. 
- Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering.
Rasional : Untuk meminimalkan hilangnya cairan. 
- Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh, ditandai dengan : Suhu tubuh di atas normal. Frekuensi pernapasan meningkat. 
 Diagnosa : Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun. Nafsu makan menurun Berat badan menurun Porsi makan tidak dihabiskan Ada rasa mual muntah.
Tujuan  : klien mampu merawat diri sendiri 
Intervensi :
- Kaji sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klien
Rasional : menganalisa penyebab melaksanakan intervensi. 
- Perkirakan / hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan sampai minimal
Rasional : Mengidentifikasi kekurangan / kebutuhan nutrisi berfokus pada masalah membuat suasana negatif dan mempengaruhi masukan. 
- Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional : Mengawasi keefektifan secara diet. 
- Beri makan sedikit tapi sering
Rasional : Tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat ditingkatkan. 
- Anjurkan kebersihan oral sebelum makan
Rasional : Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan 
- Tawarkan minum saat makan bila toleran.
Rasional : Dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas.
- Konsul tetang kesukaan/ketidaksukaan pasien yang menyebabkan distres.
Rasional : Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memiliki rasa kontrol dan mendorong untuk makan. 
- Memberi makanan yang bervariasi
Rasional : Makanan yang bervariasi dapat meningkatkan nafsu makan klien.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


3 komentar:
kak, gejala" nausea & vomitus sendiri apa ya???
Terimaa kasih ya
Mqkasih
Posting Komentar